Misteri Kotak Hitam atau Black Box pada pesawat


Kebanyakan orang tidak mengetahui kotak hitam atau bahasa kerennya black box pada pesawat terbang. Alat bisa dianalogikan seperti hardisk pada perangkat computer, laptop atau sejenisnya yang mampu menyimpan data, file dan lain-lain. Begitu juga dengan black box, merupakan hardisknya pada pesawat yang menyimpan setiap kejadian atau peristiwa yang terjadi selama penerbangan yaitumerekam pembicaraan antara pilot dan pemandu lalu lintas udara atau air traffic control (ATC) serta untuk mengetahui tekanan udara dan kondisi cuaca selama penerbangan.
            Alat ini paling dicari oleh tim SAR disamping korban kecelakaan pesawat, seperti kecelakaaan yang pernah terjadi pada pesawat lion air di “kota”, merpati di “kota” dan pesawat lainnya. Bahkan kecelakaan yang baru terjadi pada pesawat sukhoi superjet 100 buatan rusia ini menabrak gunung salak bogor hingga memakan korban 45 orang.

 So, apa sih kotak hitam itu?

  Kotak hitam atau black box merupakan sekumpulan perangkat yang digunakan dalam bidang transportasi, umumnya merujuk kepada merekam data penerbangan (flight data recorder; FDR) dan perekam suara kopkit (cockpit voice recorder;CVR) dalam peswat terbang.

Meskipun dinamakan kotak hitam, tetapi sebenarnya kotak tesebut tidak berwarna hitam melainkan berwarna jingga (orange). Hal ini dimaksudkan memudahkan pencarian jika pesawat itu mengalami kecelakaan.
Kotak hitam ini diletakan pada bagian kepala dan ekor pesawat, yang diyakini  merupakan bagian yang utuh ditemukan. 

Pita Magnetik

Menurut dokumen L-3 Communications,  Wright Bersaudara selaku pengembang perdana pesawat juga memelopori penggunaan perangkat untuk merekam rotasi baling-baling. Perang Dunia II meluaskan penggunaan perekam penerbangan. Sejak itu, media rekaman kotak hitam telah berkembang untuk merekam lebih banyak informasi tentang pesawat. Meskipun banyak dari kotak hitam yang digunakan saat ini menggunakan pita megnetik, alat ini kali pertama diluncurkan sekitar 1960-an. Perusahaan penerbangan beralih ke papan memori solid pada 1990-an.
Tipe pita magnetik bekerja seperti alat perekam kaset yang populer dulu. Pita Mylar digulung kepala elektromagnetik yang kemudian meninggalkan data pada pita. Kini produsen kotak hitam tidak lagi membuat tape recorder dengan pita magnetik. Pesawat telah bertransformasi ke teknologi penggerak zadat (solid-state).

Solid-State Drive
  Menurut juru bicara produsen kotak hitam Honeywell, Ron Crotty, teknologi perekam penggerak zadat (solid-state) lebih bisa diandalkan dari pendahulunya, pita magnetik. Solid state menggunakan chip memori sehingga tidak ada bagian yang harus bergerak seperti putaran pita kaset. Tanpa bagian bergerak, perawatan lebih mudah. Risiko rusak saat kecelakaan pun menurun.
Data dari CVR dan FDR disimpan pada papan memori di bagian dalam unit memori tahan-benturan (CSMU). CSMU merupakan kompartemen silinder pada alat perekam. Papan memori berdiameter sekitar 4,45 cm dan tinggi 2,54 cm.
  Papan memori ini memiliki kapasitas penyimpanan data digital yang dapat mengakomodasi data audio selama 2 jam untuk CVR dan 25 jam penerbangan untuk FDR.
  Pesawat dilengkapi sensor yang mengumpulkan data. Sensor ini mendeteksi akselerasi, kecepatan di udara, ketinggian, temperatur luar, temperatur kabin beserta tekanannya, performa mesin, dan banyak lagi. perekam dengan pita magnetik bisa melacak 100 parameter, sementara perekam solid-state bisa melacak lebih dari 700 pada pesawat yang lebih besar.
Semua data yang dikumpulkan oleh sensor pesawat dikirim ke unit akuisisi data penerbangan (FDAU) di bagian depan pesawat.
 Perangkat ini sering ditemukan di dalam perangkat elektronik di bawah kokpit. FDAU merupakan manajer menengah untuk keseluruhan proses perekaman data. Unit ini membawa informasi dari sensor dan mengirimnya ke kotak hitam.
  Kedua kotak hitam didukung salah satu dari dua pembangkit listrik yang menarik daya dari mesin pesawat. Satu generator memiliki 28 volt sumber daya DC. Satu lagi 115 volt dan 400 Hz tenaga AC.
Menurut Direktur Teknik untuk perusahaan perekam penerbangan L-3 Communications, Frank Dolan seperti dilansir dari Howstuffworks.com,
Tahan Bencana
Dalam berbagai kecelakaan pesawat, satu-satunya yang bisa bertahan hanya unit memori tahan-benturan (CSMU) dari perekam data penerbangan dan perekam suara kokpit. Biasanya, sisa chasis perekam dan komponen bagian dalam sudah hancur. CSMU merupakan silinder besar yang terpatri ke bagian data rekaman. Perangkat ini dirancang tahan panas ekstrem, hantaman keras, dan tekanan hingga berton-ton.
Menggunakan tiga lapisan bahan, CSMU dalam kotak hitam solid-state melindungi tumpukan papan memori yang menyimpan informasi digital. Berikut beberapa penghalang yang melindungi informasi berharga penerbangan.


Bungkus alumunium: ada lapisan aluminium di sekitar tumpukan kartu memori.
Isolasi suhu tinggi: material silika kering ini memiliki tebal 2,54 cm. Bahan ini mampu melindungi dari temperatur tinggi. Inilah yang membuat papan memori tetap aman hingga kebakaran setelah insiden.
 Cangkang baja anti-karat: material tahan suhu tinggi ini berisi lapisan baja tahan karat setebal 0,64 cm. Titanium juga bisa digunakan untuk menjadi baju pelindung besi perangkat ini.
Menurut L3 Communications, teknologi kotak hitam akan mengalami peningkatan. Pengembangan yang telah dilaporkan akan mampu merekam video aktivitas di dalam pesawat.
Misteri Kotak Hitam atau Black Box pada pesawat Misteri Kotak Hitam atau Black Box pada pesawat Reviewed by Unknown on 04:57:00 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.